BLOGGER INDONESIA

Wednesday 21 November 2018

Fungsi

FUNGI BASIOSIOSMYCOTA, MICROBIOLOGY, NUR HIKMAWATI, F1C116032

VIRUS, MIKROBIOLOGI, NUR HIKMAWATI F1C1 16 032

Monday 6 February 2017

contoh membuat essai tentang teknologi



“PENTINGNYA MENGIKUTI PELATIHAN JARINGAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI”
Abad ke 19 merupakan abad kejayaan informasi pengetahuan, dimana pada masa ini adalah awal dan puncak perkembangan informasi pengetahuan. Abad selanjutnya yakni abad 20 merupakan abad permulaan hingga puncak kejayaan teknologi. Kejayaan teknologi merupakan buah dari perkembangan informasi pengetahuan. Perkembangan teknologi adalah konsep yang tak dapat terpisahkan dengan perkembangan informasi pengetahuan.
Informasi dan teknologi merupakan konsep yang berasal dari kata informasi dan teknologi. Informasi merupakan serangkaian proses yang bertujuan memperoleh fakta, opini, dll. Sedangkan teknologi merupkan konsep yang berasal dari bahasa latin yakni “Technos” dan “logos”. Technos berarti teknik dan Logos berarti ilmu. Maka teknologi memiliki arti ilmu yang mempelajari mengenai teknik yang memberikan manfaat bagi aktivitas manusia. Karya yang dihasilkan oleh perkembangan teknologi ialah diantaranya teknologi komunikasi.
Teknologi komunikasi merupakan teknik yang dikembangkan untuk menghubungkan antara subjek satu dengan subjek yang lainnya. Hubungan komunikasi yang dijalin tidak terbatas oleh ruang maupun waktu. Hal ini berarti komunikasi dapat dilakukan dimanapun, dibelahan bumi yang berbeda serta pada waktu kapanpun. Hal ini tergantung pengguna teknologi komunikasi tersebut. Teknologi telekomunikasi merupakan teknologi yang memungkinkan hubungan jarak jauh. Internet dan ATM merupakan contoh teknologi yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi. Seiring berjalannya waktu maka manusia menganggap akan perlunya jaringan informasi dan komunikasi. Jaringan informasi memiliki arti hubungan antar individu yang terbangun untuk saling bertukar informasi satu sama lain. Sedangkan Jaringan komunikasi menurut Gonzales (1993) menyatakan bahwa Jaringan komunikasi menggambarkan komunikasi interpersonal sedangkan menurut Rogers (1983) menyatakan bahwa jaringan komunikasi adalah suatu jaringan yang terdiri dari individu-individu yang saling berhubungan, yang dihubungkan oleh arus komunikasi yang terpola. Knoke dan Kuklinski (1982) melihat jaringan komunikasi sebagai suatu jenis hubungan yang secara khusus merangkai individu-individu. obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa.
Perkembangan jaringan informasi dan komunikasi hingga saat ini telah berkembang dengan pesat seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini ditunjukkan oleh mudahnya mengakses informasi serta manjalin komunikasi dengan individu maupun kelompok yang ada di berbagai belahan bumi. Perkembangan ini mesti didukung oleh adanya sarana yang menunjang adanya jaringan informasi dan komunikasi seperti hardware maupun software. Kuranganya akan saran tersebut mengakibatkan kesulitan untuk mengadakan jaringan informasi dan komunikasi. Disamping itu, mesti adanya pengetahuan mengenai jaringan informasi dan komunikasi untuk mendukung terlaksananya jaringan informasi dan komunikasi dengan baik. Karena hanya dengan dasar pengetahuanlah maka kita dapat membangun jaringan informasi dan komunikasi tersebut. Maka begitu pentinglah mengikuti pelatihan tentang Jaringan informasi dan Komunikasi. 

Daftar Pustaka

Knoke, David and James Kulkinskni, 1982. Network Analysis. London: Sage Publication.

Rogers, Everett M and Lawrence D. Kincaid, 1981. Communication Network Toward a New
             Paradigm for Research.. New York: The Free Press.

Gonzales, Hernando., 1993. Beberapa Mitos Komunikasi dan Pembangunan. Dalam .Jahi, A.
             (Penyunting). 1993. Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di Negara-negara
              Dunia Ketiga. Suatu Pengantar. Jakarta: PT Gramedia

Monday 28 November 2016

materi rancang bangun jaringan



Materi
1.      Operasi protocol rute link-state
2.      Ukuran/metric dan konvergensi OSPF
3.      Tetangga dan batasan dekat OSPF
4.      Wilayah/area OSPF
5.      OSPF wilayah tunggal
6.      OSPF dasar untuk wilayah tunggal
7.      Konfigurasi autentikasi OSPF
8.      Karameter OSPF
9.      Verifikasi kerja OSPF
10.  Penggunaan banyak protocol routing
11.  Konfigurasi dan menyebarkan sebuah default route
12.  Konfigurasi peringkasan OSPF
13.  Permasalahan dan keterbatasan dari OSPF
14.  Penggunaan banyak protocol routing dalam jaringan perusahaan
PEMBAHASAN
1. PROTOKOL ROUTING LINK STATE
A. Pengertian
Kita mengenal ada dua jenis protokol routing, yaitu distance vector dan link state. Distance vector adalah proses routing berdasarkan arah dan jarak. Sementara link state adalah proses routing yang membangun topologi databasenya sendiri. Konsep dasar dari link state routing adalah setiap router menerima peta (map) dari router tetangga. Link state bekerja dengan cara yang berbeda dari distance vector. Walaupun proses pengumpulan informasi routingnya lebih rumit dan berat dari distance vector, namun link state lebih realible, lebih skalabel dalam melayani jaringan besar, lebih terstruktur dan juga lebih menghemat bandwith.
Pada link state akan melakukan tracking atau penyelidikan terhadap semua koneksi yang ada dalam jaringan. Status dari koneksi-koneksi tersebut, jenis dan tipe koneksi, bahkan kecepatan dari koneksi tersebut semuanya dikumpulkan menjadi sebuah informasi. Hal ini sangat berbeda dengan distance vector. Algoritma distance vector memiliki informasi yang tidak spesifik tentang jaringan tujuan dan tidak mengetahui jarak router. Sedangkan algoritma link state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka (router) terkoneksi.

B. Fitur-fitur link state
Pada protokol routing link state, router akan memilih sendiri jalur untuk menuju ketujuannya. Router tersebut akan mendapatkan informasi tentang jalur terbaik (best pathway) melalui router tetangganya. Dari router tetangganya itulah router mempelajari routing dan mencari jalur terbaik melalui router tetangganya itu.
Protokol routing link state memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a. Akan cepat merespon jika dijaringan mengalami perubahan
b. Mengirimkan triggered update hanya pada saat jaringan itu mengalami perubahan
c. Mengirimkan update secara priodik yang dikenal dengan link state refreshes
d. Menggunakan “hello packet” untuk mencari router tetangga

Hello packet terkirim hanya pada router tetangga. Hello packet berisi informasi tentang jaringan yang terhubung.
Fitur-fitur dari protokol routing link state:
a. Link State Advertisements (LSA)
b. Topologi database
c. Algoritma Shortest Path First (SPF)
d. SPF tree
e. Penentuan jalur terbaik pada routing table, baik jalurnya maupun portnya.

Mari kita bahas satu persatu setiap fitur dari link state ini.
a. Link State Advertisements
Adalah paket kecil dari informasi routing yang dikirim antar router. LSA akan dikirim antar router. LSA akan dikirim ke router yang terhubung langsung. Saat terjadi perubahan jaringan. Sebagai contoh jika ada router yang mati, maka router yang terhubung langsung akan meng-update LSAnya. Masing-masing router membangun database topologi yang berisi informasi LSA.
Link state protokol akan melakukan flood atau pembanjiran dengan menggunakan alamat multicast. Kemudia router yang mendapatkan informasi perubahan itu akan mengirimkan lagi updatenya ke router tetangga yang terhunbung langsung. Namun informasi LSA ini tidak akan terkirim lagi ke si pengirim pertama.

b. Topologi database
Adalah kumpulan informasi yang dari LSA-LSA yang telah terkumpul. Disini informasi yang bias didapatkan adalah semua informasi tentang interface yang terhubung langsung. Bisa berupa IP Address dari interface itu, subnetmask, jenis dari jaringan yang terhubung, bagaimana router itu terkonek ke jaringan dan lain-lain. Kumpulan database ini kadang disebut dengan topologi database. Dari database ini bias digunakan untuk menghitung jalur terbaik pada jaringan.

c. Algorithma SPF (Shortest Path First)
Adalah hasil perhitungan pada database sebagai hasil dari SPF tree. Dari algorithma SPF dan database tadilah, maka akan dibuat tree (pohon) dengan routeritu sendiri sebagai root. Router kemudian akan menggunakan SPF untuk mengetahui jalur mana yang paling pendek untuk mencapai tujuan. SPF juga bias disebut dengan algorithma Dijkstra.

d. SPF tree
Telah dijelaskan diatas, bagaimana algorithma SPF akan membentuk sebuah percabangan. Ini akan membantu router untuk mennetukan jalur terbaiknya. Dari percabangan itu juga router akan mengetahui jalaur mana yang pendek dan yang terbaik.

e. Menentukan routing table
Routing table adalah daftar rute dan interface. Saat terjadi perubahan jaringan (network) maka routing table pun akan berubah. Di table link state inilah sebuah raute mempelajari router tetangganya, beserta router yang ada di jaringan.

Dari pembahasan diatas bias disimpulkan proses dari link state adalah sebagai berikut. Awalnya router akan mengirimkan hello packet secara priodik. Dari hello paket inilah akan tercipta LSA. LSA akan mengetahui jaringanmana yang mati atau hidup. Saat sebuah router mati, maka LSA dari router yang terhubung langsung dengan router yang mati itu,a kan segera meng-update LSAnya. Dari LSA ini, informasi yang didapatkan akan dibuatkan databasenya dan akan dilanjutkan ke router tetangga. Agar router tetangga mengetahui tentang perubahan jaringan.

C. Routing information
Tidak seperti protokol distance vector, protokol link state membangun dan mempelajari jaringan setiap router yang etrhubung denagn sangat baik. Hal ini dilakukan pada saat pengiriman LSA. Setiap router akan mempelajari sebuah router tetangganya dari database LSA. Setelah LSA terupdate, maka SPF algorithma akan mempelajarinya dan menghitung jumlah metric yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Nah, informasi ini akan digunakan untuk mengupdate routing table. Table routing akan berubah manakala ada router yang mati.
Dalam link state juga menggunakan triggered update. Dimana tidak perlu menunggu waktu tertentu untuk mengupdate table routing. Jadi, saat jaringan mengalami perubahan, maka link state akan langsung mengupdate table routingnya. Hal ini akan mempercepat adanya penyatuan jaringan tanpa harus menunggu sejumlah waktu tertentu.

D. Algoritma routing link state

Di dalam algoritma routing link state memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Link state akan bersatu dalam Shortest Path First (SPF) protokol.
b. Link state akan mempelajari database yang sangat rumit dari topologi jaringan
c. Link state dibuat berdasarkan algorithma Dijkstra
Router akan mempelajari database dari topologi jaringan yang terdapat dari LSA. Kemudian dari LSA itu akan dibuat SPF algorithma. Algorithma SPF akan menghitung jaringan yang dapat dicapai. Router membangun logical topologi sebagai pohon (tree), dengan router sebagai root. Topologi ini berisi semua rute-rute yang mungkin untuk mencapai jaringan dalam protokol link state internetwork. Router kemudian menggunakan SPF untuk memperpendek rute. Daftar rute-rute terbaik dan interface yang digunakan telah di data dalam table routing.



E. Kelebihan dan kekurangan link state
a. Kelebihan link state
1. Link state protokol menggunakan cost metric untuk memilih jalurnya di dalam jaringan
2. Link state protokol menggunakan triggered, yang memastikan bahwa jaringan akan menyatu pada akhirnya tanpa harus menunggu waktu tertentu
3. Masing-masing router sudah meiliki gambaran sendiri tentang jaringan yang akan digunakan
4. Router selalu menggunakan informasi yang paling akhir, karena LSA selalu mengupdate informasinya saat terjadi perubahan jaringan
5. Ukuran database link state dapat di perkecil dengan memperhatikan bentuk jaringan. Disini, link state mampu mengambil keputusan untuk menentukan jalur yang paling pendek dan yang terbaik
6. Semua router memiliki kemampuan untuk meng-copy peta (mapping) selama masih dalam satu jaringan
7. Didukung oleh Classless Interdomain Routing (CIDR) dan Variable-lenght Subnetmasking (VLSM)

b. Kerugian dari link state protokol
1. Membutuhkan banyak memory dan processor
2. Membutuhkan bentuk jaringan yang pasti
3. Membutuhkan seorang administrator yang paham akan routing link state
4. Saat terjadi perubahan jaringan, maka LSA akan membanjiri jaringan. Hal ini bisa mengganggu proses pengiriman data

F. Perbandingan dengan distance vector
Pada distance vector protokol akan mempelajari router yang tersambung langsung dengan dirinya. Sangat berbeda dengan link state protokol, dimana link state mengirimkan LSAnya kepada semua router yang terhubung dalam jaringan. Hal ini membuat link state bias berhubungan denagn router yang bukan tetangganya. Dalam link state tidak perlu adanya perubahan routing, sampai ada router yang mati. Jika ada router yang mati, maka router lain akan melakukan update. Dalam link state, kita tidak perlu waktu 30 detik untuk meng-update. Karena saat terjadi perubahan saat itu pula table routing di update.
Keunggulan link state dari pada distance vector adalah link state akan cepat sekali penyatuan jaringannya daripada distance vector. Selain itu juga pada link state mendukung adanya VLSA dan CIDR
2.    Ukuran/metric dan konvergensi OSPF
Konvergensi memiliki arti kondisi atau keadaan dimana Merupakan waktu yang digunakan untuk berbagi informasi melintasi network sehingga diperoleh jalur terbaiknya(best path).Semakin cepat time to converge maka akan semakin baik.Penggunaan periode update akan menyebabkan slower converge(lambatnya konvergensi).Bahkan dengan digunakannya beberapa teknologi seperti triggered update,konvergensi secara keseluruhan masih lebih lambat dibandingkan link state protokol routing.Lambatnya konvergensi dalam perubahan jaringan menyebabkan table routing tidak konsisten atau tidak terupdate sehingga menyebabkan routing loop.
3.    Tetangga dan batasan dekat OSPF
Router lain yang berhubungan langsung atau yang berada di dalam satu jaringan dengan router OSPF tersebut disebut dengan neighbour router atau router tetangga. Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router tetangganya dan dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan istilah Hello protocol. Dalam membentuk hubungan dengan tetangganya, router OSPF akan mengirimkan sebuah paket berukuran kecil secara periodik ke dalam jaringan atau ke sebuah perangkat yang terhubung langsung dengannya. Paket kecil tersebut dinamai dengan istilah Hello packet.
4.    Wilayah/area OSPF
a.      Backbone Area
Backbone area adalah area tempat bertemunya seluruh area-area lain yang ada dalam jaringan OSPF. Area ini sering ditandai dengan angka 0 atau disebut Area 0. Area ini dapat dilewati oleh semua tipe LSA kecuali LSA tipe 7 yang sudah pasti akan ditransfer menjadi LSA tipe 5 oleh ABR.
b.      Standar Area
Area jenis ini merupakan area-area lain selain area 0 dan tanpa disertai dengan konfigurasi apapun. Maksudnya area ini tidak dimodifikasi macam-macam. Semua router yang ada dalam area ini akan mengetahui informasi Link State yang sama karena mereka semua akan saling membentuk adjacent dan saling bertukar informasi secara langsung.
c.       Stub Area
Stub dalam arti harafiahnya adalah ujung atau sisi paling akhir. Istilah ini memang digunakan dalam jaringan OSPF untuk menjuluki sebuah area atau lebih yang letaknya berada paling ujung dan tidak ada cabang-cabangnya lagi. Stub area merupakan area tanpa jalan lain lagi untuk dapat menuju ke jaringan dengan segmen lain. Area jenis ini memiliki karakteristik tidak menerima LSA tipe 4 dan 5.

d.      Totally Stub Area
artinya bahwa area jenis ini adalah stub area yang lebih diperketat lagi perbatasannya. Totally stub area tidak akan pernah menerima informasi routing apapun dari jaringan di luar jaringan mereka. Area ini akan memblokir LSA tipe 3, 4, dan 5 sehingga tidak ada informasi yang dapat masuk ke area ini. Area jenis ini juga sama dengan stub area, yaitu mengandalkan default route untuk dapat menjangkau dunia luar.

e.       Not So Stubby Area (NSSA)
Stub tetapi tidak terlalu stub, itu adalah arti harafiahnya dari area jenis ini. Maksudnya adalah sebuah stub area yang masih memiliki kemampuan spesial, tidak seperti stub area biasa. Kemampuan spesial ini adalah router ini masih tetap mendapatkan informasi routing namun tidak semuanya. Informasi routing yang didapat oleh area jenis ini adalah hanya external route yang diterimanya bukan dari backbone area.

  1. OSPF tunggal
OSPF tunggal-daerah ini berguna dalam jaringan kecil mana web link router tidak kompleks, dan jalan menuju tujuan individu dengan mudah disimpulkan.Namun, jika suatu daerah menjadi terlalu besar, isu-isu berikut harus diatasi (Lihat gambar untuk ilustrasi): Tabel routing besar – OSPF tidak melakukan rute summarization secara default. Jika rute tidak diringkas, tabel routing dapat menjadi sangat besar, tergantung pada ukuran jaringan.Link-negara besar database (LSDB) – karena LSDB mencakup topologi jaringan seluruh, setiap router harus menjaga sebuah entri untuk setiap jaringan di daerah, bahkan jika tidak setiap rute yang dipilih untuk tabel routing.Sering SPF algoritma perhitungan – dalam jaringan besar, perubahan tak terelakkan, sehingga router menghabiskan banyak siklus CPU gelondongan SPF algoritma dan memperbarui tabel routing. Untuk membuat OSPF lebih efisien dan scalable, OSPF mendukung routing hirarkis menggunakan area. OSPF area adalah sekelompok router yang berbagi informasi link-negara yang sama dalam database link-negara.



 
6. OSPF dasar untuk wilayah tunggal

1. Prinsip komunikasi data
2. Proses komunikasi data dalam sebuah jaringan kabel local
3. Cara membangun lapisan akses dari sebuah jaringan Ethernet
4.Cara membangun lapisan distribusi sebuah jaringan
5. Perencanaan dan penyambungan sebuah jaringan local 

7.    Konfigurasi OSPF Authentication

Routing protokol dapat di proteksi dengan menggunakan password, tidak terkecuali OSPF. Jika OSPF di konfigurasi menggunakan authentication, OSPF akan mengecek setiap paket OSPF yang diterima. Jika pada EIGRP, authentication dilakukan dengan menggunakan keychain, pada OSPF authentication lebih mudah untuk dikonfigurasikan.

Seperti EIGRP, ada 3 tipe authentication yang didukung oleh ospf :
·             Null - Tipe 0 atau tanpa authentication
·             Plaintext - Tipe 1 tanpa enkripsi
·             MD5 authentication - Tipe 2 menggunakan enkripsi MD5
Langkah - langkah konfigurasi authentication OSPF
Untuk mengaktifkan authentication pada OSPF 
1.          Pada menu konfigurasi interface kita men-setting passwordnya
2.          Kemudian mengaktifkan authentication melalui menu konfigurasi router.
OK, langsung ke lab, kita akan mengunakan topologi dibawah ini untuk referensi
OSPF Authentication Topology

Pada Area 20 terdapat network 1.1.1.0/24 yang terhubung pada router R1, dan pada area 10 terdapat network 3.3.3.0/24 yang terhubung pada router R2. Untuk cara konfigurasi ospf pada router cisco dapat dilihat 
disini




Plaintext
Router R1

R1# configure terminal

R1(config)# interface fa0/0
R1(config-if)# ip ospf authentication 
R1(config-if)# ip ospf authentication-key 123456
Router R2
R2# configure terminal
R2(config)# interface fa0/0
R2(config-if)# ip ospf authentication
R2(config-if)# ip ospf authentication-key 123456 

Dengan menggunakan perintah ip ospf authentication, kita mengaktifkan authentication plaintext pada level interface. Disini saya men-setting passwordnya 123456 menggunakan perintah ip ospf authentication-key.
Jika kita mempunyai banyak interface, mungkin kita tidak ingin mengkonfigurasi setiap interface, tetapi dapat menggunakan perintah area area-idauthentication, seperti dibawah ini.
Router R1
R1(config)# router ospf 1
R1(config-router)# area 0 authentication
Router R2
R2(config)# router ospf 1
R2(config-router)# area 0 authentication

Perintah diatas akan mengaktifkan authentication pada area 0. 

Verifikasi

Untuk melihat apakah authentication sudah aktif atau tidak, kita gunakan perintah show ip ospf dan debug ip ospf packet.
=show ip ospf
debug ip ospf packet

Enkripsi MD5
MD5 authentication diaktifkan dengan perintah yang berbeda dari plaintext diatas. Pertama kita menggunakan perintah ip ospf message-digest-key no-key md5 password untuk membuat key dan passwordnya, dan kemudian untuk mengaktifkannya mengunakan perintah ip ospf authentication message-digest. Perhatikan bahwa nomor key boleh bebas, tetapi harus sama pada kedua router. Perintah - perintah ini dikonfigurasi melalui menu konfigurasi interface.

Router 1

R1(config)# interface fa0/0
R1(config-if)# ip ospf message-digest-key 1 md5 123456
R1(config-if)# ip ospf authentication message-digest

Router2
R2(config)# interface fa0/0
R2(config-if)# ip ospf message-digest-key 1 md5 123456
R2(config-if)# ip ospf authentication message-digest


Pada perintah di atas, saya membuat key dengan nomor key 1 dan passwordnya 123456. Untuk mengaktifkan per-area, gunakan perintah area area-id authentication message-digest

Router R1

R1(config)# router ospf 1
R1(config-router)# area 0 authentication message-digest

Router R2

R2(config)# router ospf 1
R2(config-router)# area 0 authentication message-digest


Verifikasi
show ip ospf authentication
debug ip ospf packet authentication

Bagaimana jika router R1 menggunakan md5 authentication sedangkan router R2 menggunakan plaintext? Gunakan saja perintah debug ip ospf adj, 
debug ip ospf adj mismatch authentication type


8.  Karameter OSPF
Setelah informasi seluruh jaringan berada dalam database, maka kini saatnya untuk memilih rute terbaik untuk dimasukkan ke dalam routing table. Jika sebuah rute telah masuk ke dalam routing table, maka rute tersebut akan terus digunakan. Untuk memilih rute-rute terbaik, parameter yang digunakan oleh OSPF adalah Cost. Metrik Cost biasanya akan menggambarkan seberapa dekat dan cepatnya sebuah rute. Nilai Cost didapat dari perhitungan dengan rumus:
Cost of the link = 108 /Bandwidth
Router OSPF akan menghitung semua cost yang ada dan akan menjalankan algoritma Shortest Path First untuk memilih rute terbaiknya. Setelah selesai, maka rute tersebut langsung dimasukkan dalam routing table dan siap digunakan untuk forwarding data.

9. Verifikasi kerja OSPF
Cara Kerja OSPF
OSPF Bekerja pada Media Apa Saja
Seperti telah dijelaskan pada posting sebelumnya ( OSPF – Pengenalan OSPF ), OSPF harus membentuk hubungan dulu dengan router tetangganya untuk dapat saling berkomunikasi seputar informasi routing. Untuk membentuk sebuah hubungan dengan router tetangganya, OSPF mengandalkan Hello protocol. Namun uniknya cara kerja Hello protocol pada OSPF berbeda-beda pada setiap jenis media. Ada beberapa jenis media yang dapat meneruskan informasi OSPF, masing-masing memiliki karakteristik sendiri, sehingga OSPF pun bekerja mengikuti karakteristik mereka. Media tersebut adalah sebagai berikut:
– Broadcast Multiaccess
Media jenis ini adalah media yang banyak terdapat dalam jaringan lokal atau LAN seperti misalnya ethernet, FDDI, dan token ring. Dalam kondisi media seperti ini, OSPF akan mengirimkan traffic multicast dalam pencarian router-router neighbour-nya. Namun ada yang unik dalam proses pada media ini, yaitu akan terpilih dua buah router yang berfungsi sebagai Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR). Apa itu DR dan BDR akan dibahas berikutnya.
– Point-to-Point
Teknologi Point-to-Point digunakan pada kondisi di mana hanya ada satu router lain yang terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router. Contoh dari teknologi ini misalnya link serial. Dalam kondisi Point-to-Point ini, router OSPF tidak perlu membuat Designated Router dan Back-up-nya karena hanya ada satu router yang perlu dijadikan sebagai neighbour. Dalam proses pencarian neighbour ini, router OSPF juga akan melakukan pengiriman Hello packet dan pesan-pesan lainnya menggunakan alamat multicast bernama AllSPFRouters 224.0.0.5.
– Point-to-Multipoint
Media jenis ini adalah media yang memiliki satu interface yang menghubungkannya dengan banyak tujuan. Jaringan-jaringan yang ada di bawahnya dianggap sebagai serangkaian jaringan Point-to-Point yang saling terkoneksi langsung ke perangkat utamanya. Pesan-pesan routing protocol OSPF akan direplikasikan ke seluruh jaringan Point-to-Point tersebut.
Pada jaringan jenis ini, traffic OSPF juga dikirimkan menggunakan alamat IP multicast. Tetapi yang membedakannya dengan media berjenis broadcast multi-access adalah tidak adanya pemilihan Designated dan Backup Designated Router karena sifatnya yang tidak
meneruskan broadcast.
– Nonbroadcast Multiaccess (NBMA)
Media berjenis Nonbroadcast multi-access ini secara fisik merupakan sebuah serial line biasa yang sering ditemui pada media jenis Point-to-Point. Namun secara faktanya, media ini dapat menyediakan koneksi ke banyak tujuan, tidak hanya ke satu titik saja. Contoh dari media ini adalah X.25 dan frame relay yang sudah sangat terkenal dalam menyediakan solusi bagi kantor-kantor yang terpencar lokasinya. Di dalam penggunaan media ini pun dikenal dua jenis penggunaan, yaitu jaringan partial mesh dan fully mesh.
OSPF melihat media jenis ini sebagai media broadcast multiaccess. Namun pada kenyataannya, media ini tidak bisa meneruskan broadcast ke titik-titik yang ada di dalamnya. Maka dari itu untuk penerapan OSPF dalam media ini, dibutuhkan konfigurasi DR dan BDR yang dilakukan secara manual. Setelah DR dan BDR terpilih, router DR akan mengenerate LSA untuk seluruh jaringan.
Dalam media jenis ini yang menjadi DR dan BDR adalah router yang memiliki koneksi langsung ke seluruh router tetangganya. Semua traffic yang dikirimkan dari router-router neighbour akan direplikasikan oleh DR dan BDR untuk masing-masing router dan dikirim dengan menggunakan alamat unicast atau seperti layaknya proses OSPF pada media Point-to-Point.
Bagaimana Proses OSPF Terjadi
Secara garis besar, proses yang dilakukan routing protokol OSPF mulai dari awal hingga dapat saling bertukar informasi ada lima langkah. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:
1.Membentuk Adjacency Router
Adjacency router arti harafiahnya adalah router yang bersebelahan atau yang terdekat. Jadi proses pertama dari router OSPF ini adalah menghubungkan diri dan saling berkomunikasi dengan para router terdekat atau neighbour router. Untuk dapat membuka komunikasi, Hello protocol akan bekerja dengan mengirimkan Hello packet.
Misalkan ada dua buah router, Router A dan B yang saling berkomunikasi OSPF. Ketika OSPF kali pertama bekerja, maka kedua router tersebut akan saling mengirimkan Hello packet dengan alamat multicast sebagai tujuannya. Di dalam Hello packet terdapat sebuah field yang berisi Neighbour ID. Misalkan router B menerima Hello packet lebih dahulu dari router A. Maka Router B akan mengirimkan kembali Hello packet-nya dengan disertai ID dari Router A.
Ketika router A menerima hello packet yang berisikan ID dari dirinya sendiri, maka Router A akan menganggap Router B adalah adjacent router dan mengirimkan kembali hello packet yang telah berisi ID Router B ke Router B. Dengan demikian Router B juga akan segera menganggap Router A sebagai adjacent routernya. Sampai di sini adjacency
router telah terbentuk dan siap melakukan pertukaran informasi routing.
Contoh pembentukan adjacency di atas hanya terjadi pada proses OSPF yang berlangsung pada media Point-to-Point. Namun, prosesnya akan lain lagi jika OSPF berlangsung pada media broadcast multiaccess seperti pada jaringan ethernet. Karena media broadcast akan meneruskan paket-paket hello ke seluruh router yang ada dalam jaringan, maka adjacency router-nya tidak hanya satu. Proses pembentukan adjacency akan terus berulang sampai semua router yang ada di dalam jaringan tersebut menjadi adjacent router.
Namun apa yang akan terjadi jika semua router menjadi adjacent router? Tentu komunikasi OSPF akan meramaikan jaringan. Bandwidth jaringan Anda menjadi tidak efisien terpakai karena jatah untuk data yang sesungguhnya ingin lewat di dalamnya akan berkurang. Untuk itu pada jaringan broadcast multiaccess akan terjadi lagi sebuah proses pemilihan router yang menjabat sebagai “juru bicara” bagi router-router lainnya. Router juru bicara ini sering disebut dengan istilah Designated Router. Selain router juru bicara, disediakan juga back-up untuk router juru bicara ini. Router ini disebut dengan istilah Backup Designated Router. Langkah berikutnya adalah proses pemilihan DR dan BDR, jika memang diperlukan.

10. Penggunaan banyak protocol routing
Routing protocol adalah suatu aturan yang mempertukarkan informasi routing yang akan membentuk sebuah tabel routing sehingga pengalamatan pada paket data yang akan dikirim menjadi lebih jelas dan routing protocol mencari rute tersingkat untuk mengirimkan paket data menuju alamat yang dituju.
Routing protocol dibagi menjadi 2, yakni:
1. Interior Routing Protocol
Interior Routing Protocol biasanya digunakan pada jaringan yang bernama Autonomous System, yaitu sebuah jaringan yang berada hanya dalam satu kendali teknik yang terdiri dari beberapa subnetwork dan gateway yang saling berhubungan satu sama lain. Interior routing diimplementasikan melalui:
  • Routing Information Protocol (RIP), biasanya terdapat pada sistem operasi UNIX dan Novell yang menggunakan metode distance vector algoritma yang bekerja dengan menambahkan satu angka matrik jika melewati 1 gateway, sehingga jika melewati beberapa gateway maka metriknya juga akan bertambah.
  • Open Shortest Path First (OSPF), routing ini memakan banyak resource komputer dibanding Routing Information Protocol (RIP), akan tetapi pada routing ini rute dapat dibagi menjadi beberapa jalan sehinggga data dapat melewati dua atau lebih rute secara pararel.
2. Exterior Routing Protocol
Pada dasarnya internet terdiri dari beberapa Autonomous System yang saling berhubungan satu sama lain dan untuk menghubungkan Autonomous System dengan Autonomous System yang lainnya maka Autonomous System menggunakan exterior routing protocol sebagai pertukaran informasi routingnya.
  • Exterior Gateway Protocol (EGP) merupakan protokol yang mengumumkan kepada Autonomous System yang lain tentang jaringan yang berada dibawahnya maka jika sebuah Autonomous System ingin berhubungan dengan jaringan yang ada dibawahnya maka mereka harus melaluinya sebagai router utama. akan tetapi kelemahan protokol ini tidak bisa memberikan rute terbaik untuk pengiriman paket data.
  • Border Gateway Protocol (BGP). Protocol ini sudah dapat memilih rute terbaik yang digunakan pada ISP besar yang akan dipilih.
11. Konfigurasi dan menyebarkan sebuah default route
Konfigurasi default route pada router Border1 :

Border1(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.1.1
Border1(config)#end
Border1#copy running-config startup-config
Destination filename [startup-config]?
Building configuration…
[OK]

Konfigurasi default route pada router Border2 :

Border2(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 se0/0/1
Border2(config)#end
Border2#copy running-config startup-config
Destination filename [startup-config]?
Building configuration…
[OK]

12. Konfigurasi peringkasan OSPF
Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protokol routing otomatis (Dynamic Routing) yang mampu menjaga, mengatur dan mendistribusikan informasi routing antar network mengikuti setiap perubahan jaringan secara dinamis. Pada OSPF dikenal sebuah istilah Autonomus System (AS) yaitu sebuah gabungan dari beberapa jaringan yang sifatnya routing dan memiliki kesamaan metode serta policy pengaturan network, yang semuanya dapat dikendalikan oleh network administrator. Dan memang kebanyakan fitur ini diguakan untuk management dalam skala jaringan yang sangat besar. Oleh karena itu untuk mempermudah penambahan informasi routing dan meminimalisir kesalahan distribusi informasi routing, maka OSPF bisa menjadi sebuah solusi.

OSPF termasuk di dalam kategori IGP (Interior Gateway Protocol) yang memiliki  kemapuan Link-State dan Alogaritma Djikstra yang jauh lebih efisien dibandingkan protokol IGP yang lain. Dalam operasinya OSPF menggunakan protokol sendiri yaitu protokol 89.


13. Permasalahan dan keterbatasan dari OSPF
Permasalahan akan muncul ketika perangkat jaringan yang terhubung sangat banyak (biasanya di atas 20 perangkat), seorang administrator akan dipaksa berkeliling untuk mensetting IP Address tiap host, Oleh karenanya kita dapat menggunakan Router.
Jenis-jenis Router.

1. Router Aplikasi
2. Router Hardware
3. Router PC

OSPF adalah classless routing protocol yang menggunakan konsep area untuk scalabilitas yang memiliki kemampuan administrasi jaringan yang baik karena mampu membagi jaringan besar menjadi beberapa area yang lebih kecil sehingga lebih terstruktur. (gilangaditya, 2015)


14. Penggunaan banyak protocol routing dalam jaringan perusahaan
Yang menyebabkan OSPF menjadi terkenal adalah karena routing protokol ini notabene adalah yang paling cocok digunakan dalam jaringan lokal berskala sedang hingga enterprise. Misalnya di kantor-kantor yang menggunakan lebih dari 50 komputer beserta perangkat-perangkat lainnya, atau di perusahaan dengan banyak cabang dengan banyak klien komputer, perusahaan multinasional dengan banyak cabang di luar negeri, dan banyak lagi. Mengapa dikatakan paling cocok? Karena OSPF memiliki tingkat skalabilitas, reliabilitas, dan kompatibilitas yang tinggi.
Selain paling cocok, kemampuan routing protokol ini juga cukup hebat dengan disertai banyak fitur pengaturan. Sebuah routing protokol dapat dikatakan memiliki kemampuan hebat selain dapat mendistribusikan informasi routing dengan baik juga harus dapat dengan mudah diatur sesuai kebutuhan penggunanya. OSPF memiliki semua ini dengan berbagai pernak-pernik pengaturan dan fasilitas di dalamnya.
OSPF memang sangat banyak penggunanya karena fitur dan kemampuan yang cukup hebat khususnya untuk jaringan internal sebuah organisasi atau perusahaan. Dibandingkan dengan RIP dan IGRP, yang sama-sama merupakan routing protokol jenis IGP (Interior Gateway Protocol), OSPF lebih powerful, skalabel, fleksibel, dan lebih kaya akan fitur.